Sampai Ketemu di Lasem!

Sampai Ketemu di Lasem!
Dari si Fakir Ilmu yang Mendapat Beasiswa Lasem Pluralisme Trail  12-15 Oktober 2017


Ketika sedang kebingungan menyikapi berbagai macam pendapat dan isu pluralisme, berbagai macam diskusi aku ikuti, sangat hangat membahas isu toleransi, keberagaman, perbedaan, yang pada intinya adalah kita sebagai manusia harus saling menghargai antar satu dengan yang lainnya. Namun disisi lain, sebagai umat Muslim kita juga mesti menjaga agama kita. Terkadang adakalanya ketika kita taat pada syariat, namun orang lain menganggapnya sebelah mata. Atau itu hanya sensivitas belaka? Aku ingin berkata, tapi tak bisa mencerna, takut apa yang aku katakan salah karena isu agama merupakan isu yang sensitif pada saat ini. Hmm Mungkin Allah Maha Tahu kebingunganku... Aku berterima kasih kepada orang yang telah menciptakan teknologi bernama WhattsApp karena lewat itulah aku mendapatkan info mengenai Beasiswa Lasem Pluralism Trail. hahaha...


Aku langsung tertarik untuk mencoba ikut program beasiswa itu karena selain memberikan program belajar tentang pluralisme yang memang aku butuhkan, sepertinya asyik juga jalan-jalan ke luar kota, dan gratissss! hehe. Lasem? Aku baru pertama kali mendengarnya. Aku kira Lasem adalah suatu kota terpencil di Luar Jawa. Ternyata Lasem adalah sebuah kota di Semarang. Sebuah kota dimana antar agama, antar etnis bisa hidup saling berdampingan, tanpa saling membenci satu sama lain. Kota yang dijuluki dengan Tiongkok kecil, ternyata mempunyai banyak pesantren. Wah aku jadi semakin ingin ikut dalam program beasiswa itu. Sayangnya program beasiswa hanya tersedia untuk 10 orang peserta yang lolos seleksi di seluruuuh Indonesia.

Terdapat beberapa persyaratan untuk bisa ikut dalam program ini. Umurnya harus 19-30 tahun, aktif di organisasi kepemudaan, membuat essay tentang Kisah menghadapi Pluralisme, Surat Rekomendasi, Fotokopi Kartu Tanda Pengenal, dan mengisi dokumen yang disediakan. Perjalanan hingga formulir pendaftaran terkirim ke Ein Institute butuh perjuangan banget gaes... Pertama, waktu yang mepet. Sebelumnya aku memang sudah membuat rancangan essay yang akan dikirimkan, namun tanggal 14 September baru finishing. Aku membacakan essayku kepada teman-teman yang ada di sekre. Terimakasih sudah mau mendengarkanku . Aku pikir hari ini adalah hari terakhir pengumpulan essay, aku langsung meminta surat rekomendasi dari Bapak Sabiq, Wakil Dekan bidang Kemahasiswaan yang sebelumnya sudah aku beritahu mengenai niatku mengikuti Beasiswa Lasem Pluralism Trail. Alhamdulillah beliau bisa langsung ditemui di kantornya. Padahal sebenarnya aku ingin ke kantor untuk memberikan surat kepada Bapak Dekan, namun sekalian minta surat rekomendasi dari Pak Sabiq aja ah... gitu.. Aku di ruangan Pak Sabiq kira-kira sejam-an. Bayangin, aku langsung dibuatkan surat rekomendasi oleh beliau. Baik banget kan!!. Terimakasih Pak Sabiq atas bantuannya untuk membuatkan surat rekomendasi untuk saya....

Well akhir kata, setelah aku mengecek web, ternyata dikumpulkan tanggal 17 September! wkwk ngga papa deh, yang penting udah usaha. Sorenya, aku mau langsung kirim essay dan lain-lainnya, namun ternyata harus di scan dulu. Aku punya ide untuk difoto saja daripada di scan/ Akupun tetap memakai laptop teman untuk mengirimkannya. Namun sayang, ketika hampir selesai, laptop itu dipakai untuk kerja kelompok doi. Yasudah, apalah daya hamba yang meminjam laptop. Akhirnya saya pasrahkan semua pada Tuhan Yang Maha Esa wkwk.

Tanggal 17 September, hari terakhir penutupan beasiswa, aku ada kegiatan dari pagi sampai sore, padahal itu hari libur ya -_-. Sore-sore mau rapat, saya menyempatkan untuk mengirimkan formulir di rental komputer. Saya akhirnya men-scan KTM dan Surat Rekomendasi. Namun ada masalah lagi, yaitu peng-uploadannya ada ketentuan ukuran file nya. Saya pun mencari di google “Resize file jpg online” namun tidak ada yang sesuai, mungkin karena saya belum paham caranya. Di komputer itu ada photoshop. Berbekal materi dari Ekstrakulikuler Multimedia di SMA, aku akhirnya bisa merubah ukuran file dengan photoshop. Walaupun harus menunggu satu jam lamanya. Meskipun harus tanya ke abang tukang fotokopian dan malah tambah bingung. Huhhh selesai juga.. Alhasil saya terlambat datang rapat haha. Maafin Ukh Retnooo.....

Tinggal menunggu tanggal 25 September untuk pengumuman hasil Beasiswa. Selama itu saya terus berdoa agar mendapat beasiswa itu, karena saya merasa saya benar-benar ingin mengikutinya, ingin mendapat banyak pengetahuan, ini adalah kesempatan saya, walaupun mungkin pemahaman saya tentang pluralisme masih sangat rendah. Tapi saya berdoa, “Ya Allah... Saya Pengeeeeen....” Dan alhamdulillah, atas kuasa Allah saya diterima menjadi satu dari sepuluh orang yang mendapatkan beasiswa Lasem Pluralism Trail dari Ein Institute. Waktu itu, saya membuka jam 15.20, ketika di dalam kelas Metode Penelitian Administrasi. Waktu membacanya, saya seneeeng banget, 

Alhamdulillah gitu... ngga nyangka... saya langsung tuh cerita ke teman sebelah saya, Hera. “Her, aku dapet beasiswa Lasem”.. Herapun mengucapkan selamat kepadaku. Di tengah kelas, ada panggilan masuk dari Ein Institute. Aku pun mohon izin untuk mengangkat telepon. Diberitahu untuk yang kedua kalinya aku excited, ngga bisa ngomong apa-apa. Pokoknya gitu deh... Aku masuk kembali ke kelas dengan wajah senyum-senyum menahan kegembiraan dan deg-degan.

Ya deg-degan, aku, si fakir ilmu, akan bertemu dengan orang-orang hebat dalam bidang pluralism, Ya Allah... lancarkanlah kegiatan ini... Ketika diterima aku baru sadar bahwa aku akan kesana sendirian. Ini adalah pengalaman pertamaku travelling ke luar kota sendirian. Masya Allah... Bismillah semoga Allah meridhoi apa yang ingin aku lakukan. aamiin.

H-10 Lasem Pluralism Day, ternyata sebelum program berjalan, kami diberi tugas untuk menganalisis atau membaca banyak artikel dan buku. Tak jarang literatur yang digunakan dengan bahasa Inggris. Aku menjadi semakin tertantang untuk memahami apa itu pluralisme dan isu-isu yang berkembang mengenai toleransi dalam masyarakat. Semangattttt!!!

Hari apa ya? Lupa.... dibuatlah group Whatssapp untuk calon peserta Lasem Pluralism Trail. Dannn taraaa.... ternyata bukan Cuma aku yang berasal dari purwokerto. Ada juga Mba Maria. Aku langsung deh chat dia... menanyakan alamat, kuliah, menanyakan tiket kereta... Dan ternyatanya lagi, dia satu fakultas denganku hahaa... MasyaAllah... aku seneng banget loh punya kenalan baru. Mba Maria ini baru masuk ke FISIP tahun 2017 untuk mengambil S2. Jadi wajar saja kalau kami belum pernah ketemu.... Sampai ketemu di Lasem, Mba Maria.. dan teman-teman dari seluruh Indonesia !



Image result for lasem tiongkok kecilMap of Lasem, Rembang Regency, Central Java, Indonesia

Comments